S' L @ m @ t ^ ~ ^ D @ t @ n g

zwani.com myspace graphic comments

Saturday 18 April 2009

JANGAN TERLALU BERHARAP PADA LIDAH DAN TELINGA




Kurun waktu sekarang ini, kita banyak mendengar mengenai "berbuat baik dan mencegah dari yang mungkar". Dalam hal konteks pelaksaanaannya kita, terutama masyarakat pada umumnya hanya memberatkan pada dua hal : pertama Bicara dan kedua tindakan paksaan. Dengan bahasan bahwa saat kita sudah berbicara panjang lebar mengenai kebaikan yang kita anggap dan mungkin memang suatu kebaikan tidak di perdulikan, maka kategori kedua menjadi pilihan selanjutnya, yaitu pemaksa orang lain untuk mengikuti apa yang telah kita bicarakan. Pertama kita memberikan nasehat, dan apabila nasehat tidak berpengaruh sementara kita memiliki kekuasaan, baik di tengah masyarakat maupun kelompok maka paksaan pun akan dilakukan.
Tidak di pertanyakan bahwa nasehat adalah salah satu cara untuk menyampaikan amal ma'ruf nahi munkar, dan cara paksaan adalah salaha satu cara yang lainnya. Tapi apakah hanya terbatas pada 2 cara ini saja??, menjadikan paksaan akhir di penghujung untuk suatu kata nasehat. Apakah nasehat /ucapan memiliki makna di balik paksaan???.
Ucapan, Nasehat, dan tulisan terutama seperti yang dikatakan dalam Al-quran yaitu nasehat yang baik dan hikmah tentu akan menjelaskan berbagai hakikat. Atau mungkin kita, anda, dan saya terlalu mengandalkan lidah dan telinga untuk melakukan Amal ma'ruf dan Nahi mungkar tersebut. Dengan maksud bahwa saya, anda atau pun kita berbicara lantang, baik diatas podium, mimbar ataupun didalam sebuah forum mengeluarkan kata-kata nasehat, solusi dengan harapan audience pendengar, dengan telinga terbuka mencerna kata-kata kita dan melakukan yang kita ucapkan. Apakah dengan bicara saja orang akan mengikuti, mendengar nasehat kita??.

Kita terlalu berlebihan menaruh harapan pada lidah dan telinga, seharusnya kita banyak menggunakan jalan perbuatan dan mata. Kita harus berbuat dan berprilaku dengan tangan kita, jiwa kita sesuai Hikmah Al-Quran dan sesuai prinsip amal ma'ruf nahi mungkar, Sehingga perbuatan baik di ikuti oleh orang lain dengan dilihat oleh mata kepala mereka sendiri tampa harus ucapan, perkataan dan koar-koar kebaikan tampa adanya aplikasi dari individu yang menasehati.
PASICEPPE'I LILAMU NABATELAMU
Selarasakan lidah dan jejakmu
Ketika seseorang hanya menasehati tampa perbuatan yang riil darinya, maka apalah arti dari kata-kata yang di keluarkan lisannya?.


Dalam hadits-hadits yang berkaitan dengan amal ma'ruf nahi mungkar mengertengahkan 3 tingkatan pelaksanaannya :
1. Tingakatan hati
Kita biasanya memahami tingkatan hati dengan mengeluarkan segala unek-unek berkecamuk dalam perasaan mengenai kendala agama saat ini. Baik dengan kemarahan maupun dengan teriakan membabi buta, menguap dan meluap dari hati. Hati bukanlah di kategorikan menumpahkan segala apa yang kita ingin katakana, alangkah indahnya apabila pengertian tingkatan hati ini berasal dari bentuk keikhlasan, ketulusan niat saling membantu, kepedulian antar sesama muslim, dan menghormati keyakinan mereka walaupun berbeda.
2. Tingkatan lisan
Terkadang kita memahami tingkatan ini sebagai nasehat yang di penuhi dengan vonis, penghukuman, bahkan terkadang menuai tudingan yang tidak berdasar yang didengar dan di sandarkan dari kabar simpang siur. Alangkah indahnya apabila hal dapat di gantikan dengan keterangan-keterangan, dan penjelasan-penjelasan yang logis, sehingga satu sama lain saling mengerti, memahami. Al-Quran Karim, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang baik"
3. Tingkatan tangan.
Kata tangan terkadang memberikan penggambaran sebagai tindakan kekerasan, dan tindakan pemaksaan, pelukaan. Sungguh lebih menarik simpati apabila menggantinya dengan tabligh perbuatan, amal yang baik, contoh santun dan budi pekerti.
Pada dasarnya, siapapun yang ingin menjadi pemimpin bagi manusia, maka haruslah mengajar dirinya terlebih dahulu sebelum mengajar orang lain, dia harus mendidik manusia dengan tingkah lakunya sebelum mengajar manusia dengan lisannya. Karena apabila keikhlasan, perbuatan dan lisan selaras dan sejalan maka ia akan menjadi panutan, dan apabila hanya lisan tampa perbuatan, maka akan menjadi ukiran pasir di pinggir pantai. Yang ketika riakan laut menghempas ukirannya akan menghilang terbawa oleh gelombang.

4 comments:

  1. wahh benerr tuhhh..sekarang kebanyakan kita di ceramahin...sumpekk..

    ReplyDelete
  2. bettuullllllllll kata arisss

    ReplyDelete
  3. Memang kebanyakn sekarang ini, kita lebih memilih berbicara panjang daripada berbuat. semua ingin memerintah tapi tidak ingin di perintah. islamku oh islamku

    ReplyDelete