S' L @ m @ t ^ ~ ^ D @ t @ n g

zwani.com myspace graphic comments

Wednesday 13 May 2009

MENAPAK LANGKAH BIROKRASI KEBENARAN



Selama ini, kita sering kali di liputi oleh keraguan untuk memilih satu diantara dua, atau satu diantara beberapa. Baik mengenai pendapat, aliran, pemikiran, mahdzab bahkan agama. Ketika kita memilih salah satu diantaranya maka akan timbul pertanyaan, kenapa demikian??, mengapa harus yang ini dan bukan yang itu??, apakah real pilihan kita berdasarkan basic pengetahuan yang kita miliki atau hanya sebagai backing dari orang yang didepan kita alias ikut-ikutan plus follower setia??. Sehingga karena tidak ingin di pusingkan dengan pertanyaan-pertanyaan, maka kita terkadang cukup menjawab, “itu kata pakarnya”, atau “itu menurut orang tuaku”, “guruku”, “dosenku” dan lain sebagainya yang ujung-ujungnya kita sandarkan bukan pada diri kita tapi bersembunyi dibelakang punggung orang lain.

Memang mungkin saja semua ada benarnya. Sebab mungkin mereka lebih tahu dari kita, baik secara umur dan pengalaman. Tetapi masalahnya apakah cukup dengan itu, sehingga kita tidak mencari lagi??, segala kemungkinan mempengaruhi semua aspek kehidupan, dan kemungkinan mereka “salah” dengan pendapat yang selama ini mereka miliki juga satu kemungkinan. Kalau hanya dalam permasalahan pribadi, individual tentunya tidak akan memberikan kerugian, dan kekacauan besar karena hanya 1 atau 2 komponent yang terlibat. Tapi apabila menyangkut kehidupan dan masa depan orang banyak, atau berhubungan dengan surga dan neraka maka tentunya membutuhkan telaah yang lebih baik untuk mendapatkan kesimpulan dan keputusan yang benar. Anggaplah sebuah contoh kongkrit dari sejarah bangsa kita, yang kita tekuni di SD dulu seperti buku PSPB (pendidikan sejarah pengenalan bangsa), yang sekarang vakum diajarkan karena menyimpan banyaknya kesalahan dan penyelewengan justru memihak mereka yang harusnya diadili dalam peristiwa-peristiwa sejarah tersebut. Ketika mengetahui hal ini, kita merasa di bohongi. Kenapa??, toh wajar hal ini terjadi, karena kita terlanjur menganggap apa yang ada, adalah kebenaran sehingga kita buntu untuk mencari.
Kita memang tahu, banyak pemikiran teologi, filsafat seperti paripatetik dengan tokohnya Ibnu sina, atau ilmuminatif. Irfan, Tasawwuf hingga ilmu ekonomi terdapat kapitalisme, Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Teori Pembangunan, Teori Rostow, Likert, Keynesian dan banyak lagi. Dan tentunya semua ini membingungkan, apalagi mencari yang namanya “mana yang benar”. Tapi bukan karena malas, atau bingung tersebut sehingga kita hanya berhenti pada satu garis, dan tidak ingin meniti garis yang lain. Karena apabila kita tidak mencari, maka kita menganggap apa yang kita miliki adalah kebenaran, dan menyalahkan orang lain.
Lantas apa yang menjamin kita sudah benar memilih satu jalan setelah meniti jalan yang lain???. Memang dengan cara ini kita belum pasti benar, tetapi inilah birokrasinya untuk mengetahui kebenaran itu sendiri yaitu mencari dan terus mencari. Kalau pun jalan yang kita pilih adalah benar, maka itu adalah hasil jerih payah yang luar biasa. Kalau pun kita “salah”, setidaknya kita telah mencoba untuk berusaha dan tidak hanya mematut pada keadaan atau mengekor dari kesalahan dan tindakan orang lain. Apa salahnya melihat dan mengetahui sebab akibat pilihan orang lain yang berbeda dengan pilihan kita???, kemudian kita akan menimbangnya atau justru mengkombinasikannya dengan pilihan kita sendiri. Mungkin saja terdapat perbedaan, tapi mungkin juga terdapat titik temu.
Siapa yang tahu mana yang benar dan salah kecuali yang HAK adalah Allah. Dan Allah senantiasa melihat hamba-Nya yang berusaha untuk mencapai kebenaran-Nya, dan DIA tidak akan menyia-nyiakan mereka yang ikhlas untuk mengais kebenaran-Nya, karena IA abadi kebenaran-Nya.
(Iran, malam hari sekitar jam 12 lebih 13 menit)


2 comments:

  1. Wuiihh lumayan menggigit nih!!

    ReplyDelete
  2. cuma 1 kata aja...Good posting...fitunggu postingan selanjutnya

    ReplyDelete