S' L @ m @ t ^ ~ ^ D @ t @ n g

zwani.com myspace graphic comments

Saturday 27 March 2010

MASJID AL-AQSA TERANCAM!!!!


Masjid Al-Aqsa dapat dikategorikan sebagai tempat yang paling tertindas di dunia. Bangunan ini mempunyai nilai yang luar biasa di mata berbagai agama samawi, yang kini tengah terancam dihancurkan oleh Rezim Zionis. Setiap saat, Rezim Zionis terus mencari berbagai alasan untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha.

Lebih dari 40 tahun Baitul Maqdis berada di bawah cengkeraman rezim penjajah Israel. Saat ini kondisi kota bersejarah dan kiblat pertama umat Islam ini sangat mengenaskan. Tak terkecuali Masjid Al-Aqsa yang berada di kota ini beserta peninggalan bersejarah Islam lainnya. Di sisi lain, Israel yang telah lama mengupayakan judaisasi di wilayah ini, kini mulai mempercepat proses tersebut.

Dalam beberapa hari ini dua isu penting terjadi di Al-Qods. Pertama peresmian Sinagog Hurva yang berdekatan dengan Masjid Al-Aqsa dan rencana pembangunan 1600 unit rumah baru Zionis. Rencana Israel tersebut membuat rakyat Palestina geram dan aksi demo menentang pembangunan perumahan baru tersebut kian meningkat.

Ratusan warga Palestina yang mengamuk turun ke jalan-jalan di Baitul Maqdis dan di sejumlah wilayah sekitar atas seruan pemimpin Hamas di Jalur Gaza yang mengumumkan "hari kemarahan." Pengumuman itu dilakukan setelah Israel membuka sinagog Hurva, yang berjarak hanya beberapa ratus meter dari Masjid Al-Aqsha. Tentara Zionis menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan warga yang protes di kamp pengungsi Shufaat.

Warga Palestina hanya dapat meluapkan kemarahan mereka dengan melemparkan batu ke arah pasukan Israel dan membakar ban-ban. Peristiwa serupa juga meletus di wilayah lain Baitul Maqdis, meski kawasan tersebut telah dijaga oleh 3.000 pasukan Israel. Maraknya aksi demo ini membuat para pengamat memprediksikan meletusnya intifadhah ketiga.

Sinagog Hurva dibangun dengan kubah mirip kubah As-Sakhrah. Rezim Zionis Israel pada tahun 2001 bertekad merenovasi kembali sinagog Hurva dengan anggaran sebesar 12 juta dolar. Dana tersebut sebagian dari sumbangan para Yahudi di seluruh dunia dan sebagian lagi dari Tel Aviv.

Proyek ini dimulai sejak 2006. Arsitektur sinagog ini diambil dari bangunan lama sebelum dihancurkan oleh tentara Jordania saat menguasai Jerussalem pada tahun 1948. Rezim Zionis menyerahkan proyek ini ke sebuah perusahaan yang berafiliasi ke kabinet Israel. Sinagog ini memiliki ketinggian 24 meter dan sebuah kubah berwarna putih dengan sejumlah jendela. Sinagog ini hanya berjarak beberapa puluh meter dari dinding sebelah barat Masjid Al-Aqsa.

Israel mengklaim sinagog ini dibangun pada awal abad 18 dan direnovasi pada pertengahan abad 19. Sejumlah pengamat yang terus mengikuti perkembanagn masalah Al-Quds dan tempat-tempat sucinya menyatakan bahwa Israel dengan merenovasi sinagog Hurva berupaya menyukseskan ambisinya di Baitul Maqdis dan memanipulasi sejarah kawasan ini.

Sinagog Hurva diresmikan pada 15 Maret lalu atas insruksi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Berdasarkan ideologi takhayul Zionis, sehari setelah pembukaan kembali sinagog ini maka saat pembangunan Kuil Sulaiman di atas puing-puing Baitul Maqdis telah mulai. Sejak lama rezim ini berusaha menghancurkan Masjid Al-Aqsa. Salah satu buktinya adalah pembangunan tunel dan terowongan di bawah masjid ini.

Hingga kini, rezim zionis telah melakukan berbagai upaya guna menghancurkan Masjid Al-Aqsha. Upaya mereka yang paling penting mereka lakukan pada tahun 1969, yaitu ketika mereka berupaya membakar Masjid ini. Sejak itu hingga kini, Rezim Zionis berkali-kali berupaya menghancurkan bangunan bersejarah ini baik secara langsung maupun tak langsung. Upaya-upaya penghancuran ini sengaja dilakukan karena menurut klaim Zionis Israel, ada Kuil Sulaiman di bawah Masjid tersebut. Menurut keyakinan Zionis Israel, masa kemunculan juru selamat telah tiba, sedangkan untuk menyegerakan kemunculannya, Masjid Al-Aqsha harus dihancurkan dan Kuil Sulaiman harus dibangun kembali.

Di dekade 1990, penggalian terhadap Masjid ini dilakukan berkali-kali, yang diantaranya adalah pembuatan terowongan yang diresmikan oleh Perdana Menteri Rezim Zionis saat itu, Benyamin Netanyahu, pada tahun 1996. Peresmian terowongan itu juga mengundang berbagai penentangan yang menyebabkan sejumlah warga Palestina gugur syahid. Upaya Rezim Zionis kali ini untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha yang mendapat lampu hijau dari AS, kembali membangkitkan penentangan dari berbagai kalangan dunia Islam, Kristen, dan sejumlah lembaga dunia. Karena perusakan ini selain dinilai sebagai pelecehan terhadap perasaan jutaan pemeluk agama-agama samawi, juga dapat disebut sebagai perusakan terhadap tempat bersejarah yang sangat sakral.

Hingga kini, bangsa Palestina masih terus berjuang dan siap gugur syahid demi membela masjid Al-Aqsha dan mencegah perusakan pintu gerbang sebelah barat masjid ini. Perlawanan bangsa Palestina terhadap perusakan Masjid Al-Aqsha dan protes-protes umat Islam di seluruh penjuru dunia dalam mereaksi aksi brutalitas Rezim Zionis menyebabkan tanggung jawab negara-negara Islam menjadi berkali-kali lipat. Para analis politik menyatakan, perusakan Masjid Al-Aqsha itu dilakukan oleh Zionis Israel, karena diyakini bahwa langkah kali ini tak akan direaksi oleh negara-negara Islam. Akan tetapi sebaliknya, negara-negara Islam menggelar seminar dan mengeluarkan pernyataan keras yang ditujukan kepada Zionis Israel menyusul perusakan Masjid Al-Aqsha. Namun, reaksi keras negara-negara dunia sama sekali tak digubris oleh Zionis Israel, karena rezim ini sepenuhnya mendapat dukungan luas dari AS.

Baru-baru ini Israel malah kian berani mengklaim makam Nabi Ibrahim dan Masjid Bilal bin Rabah sebagai miliki mereka. Rezim tak tahu malu ini mencantumkan kedua peninggalan bersejarah umat Islam ke dalam catatan nasionalnya. Tindakan Tel Aviv ini tidak hanya mendapat kecaman dari rakyat Palestina, namun juga dari masyarakat internasional. Tak puas merebut dua tempat suci, serdadu Israel menghancurkan masjid Salman Farisi di dekat kota Nablus. Di sisi lain departemen kehakiman Israel memberikan izin penjualan tanah yang mereka rampas dari warga Palestina di Baitul Maqdis. Padahal perjanjian Jenewa telah melarang segala bentuk transaksi tanah dan bangunan di wilayah Al-Qods yang dinyatakan sebagai daerah jajahan.

Sementara itu kelompok pejuang Palestina menyikapi keras apa yang tengah terjadi di Baitul Maqdis. Jurubicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Sami Abu Zuhri menyatakan Israel sedang bermain api di Baitul Maqdis. Menurutnya, "Apa yang terjadi di Baitul Maqdis dan berbagai serangan terhadap Masjid Al-Aqsa adalah kejahatan Israel yang telah melanggar garis merah. Imbas dari serangan tersebut akan sangat berbahaya. Israel tengah bermain api." Jurubicara Hamas juga menyeru seluruh warga Palestina dan dunia Arab untuk mencegah serangan Israel terhadap tempat-tempat suci di bumi Palestina. Ia menegaskan, "Dunia Arab harus membersihkan jalan untuk muqawama, sementara perundingan yang diupayakan Amerika Serikat kandas menyusul pengumuman berlanjutnya pembangunan permukiman Zionis di Baitul Maqdis."


0 comments:

Post a Comment